# ...SukA kATa & cRIta..

“Ya Allah, tegurlah aku dengan kasihmu jika aku lalai karena suatu hal, juga lakukan itu kpd orang lain. karena Engkau adalah sebaik-baik Penegur makluk Mu, ampunilah kami yang telah berputus asa, mungkin juga sombong. Jadikan aku senantiasa bermanfaat bagi orang lain, kalaupun hanya untuk membuatnya tersenyum.."

http://youtu.be/GGtKxbu7vLI

Rabu, 22 April 2009

mba tutut, kami kangen...


Hj. Siti Hardiyanti Hastuti Indra Rukmana
“ AKANKAH MBA TUTUT TAMPIL LAGI…?!”
4rief-online; Alm HM.Soeharto, ayahanda Siti Hardiyanti Rukmana (Mba Tutut) sejak lama telah mempersiapkannya memimpin Indonesia kelak. Ia kerapkali dilibatkan dalam rombongan kepresidenan di dalam dan luar negeri. Ia pun harus menerima ‘titah ayahanda agar menjadi Ketua Golkar, saat itu. Tidak sampai situ, Ayahanda pun ‘merestuinya saat banyak yang memintanya sebagai Menteri Sosial dalam Kabinet Pembangunan VII /1998-2003. Sejak itu, Mba Tutut rajin membagi-bagikan sembako, kupon makan murah di warung tegal, mempopulerkan gerakan cinta rupiah, dan berbagai kegiatan lain untuk menengahi kemiskinan & kelaparan. Namun itu tidak membuat lawan-lawan politik ayahanda puas diri.
Mba Tutut, yang kelahiran 23 Januari 1949 - pendidikan di SMA Negeri I Budi Utomo, Jakarta, serta kuliah di Universitas Trisakti, Jakarta ini paham atas gerakan mereka. Sehingga ia pun mencoba melawan situasi itu dengan mendirikan PKPB -Partai Karya Peduli Bangsa, ia harus bangkit menyelamatkan figure ayahanda melalui ‘perolehan suara menjadi CAPRES 2004 lalu.Sayang, ia digembosi oleh orang-orang yang dekat ayahanda juga saat itu. Ia schook. Karena, beliau adalah ‘orang rumahan., sehingga tidak siap menerima itu, namun ia selalu sembunyikan dengan selendangnya. Sejak itu, ia mulai absen berpolitik. Ia kembali mengurus bisnis dan keluarganya, khususnya perhatiannya kepada ketiga anaknya; Dandy Nugroho Hendro Maryanto (10 Maret 1973), Danty (20 Juni 1975), dan sibungsu Danny Bimo Hendro Utomo Rukmana (1978) yang beranjak dewasa. Lambat-laun Tutut pun kembali menjadi dirinya sendiri, bisnis dan rumah.
Ayahanda tetap mensupport, dibuktikan dengan mendaftarkan diri sebagai anggota PKPB. Tutut pun bangkit kembali, saat itu ia menjadi mediator agar masyarakat kembali mengalami kehidupan yang tenang, damai, sejahtera, tentunya melalui PKPB-nya. Lagi-lagi ia gagal, dan ujian pun kembali dihadapi; setelah Ibunda, kemudian Ayahanda wafat.
Kini, menjelang PILPRES 2009 masihkah beliau ‘siap tampil’ jika rakyat kembali memilihnya sebagai CAPRES/WAPRES RI THN.2009-2014?, kenapa tidak mungkin,Salam (@rief/Foto.ist)

Tidak ada komentar: