Hari Kartini
21 April 1879 – 2009
Ibu, Menangislah…
Ada seorang Ibu menangisi dan bunuh diri bersama anak-anaknya karena miskin. Banyak ibu konstentan penyanyi di acara TV yang menangis melihat anaknya di TV, ada ibu yang menangis karena anaknya kalah dalam Pilkada, ada ibu guru menangis karena ketidak-pastian statusnya, ada ibu yang menangis karena anaknya mati over dosis, ada ibu yang menangis karena orang yang dicintainya dijerat KPK, ada ibu prajurit yang menangis karena rumah dan keluarga musnah karena bencana, ada ibu yang menangis karena hingga saat ini hidup diremang malam..
Ibu, Menangislah…
Ada ibu yang menangis karena di KTP-nya masih ter-stempel organisasi terlarang. Ada ibu yang menangis saat suami dan ayahnya berpoligami. Ada ibu yang menangis saat orang yang dicintainya gugur demi mempertahankan kebenaran, ada ibu yang menangis saat haknya mendapatkan gaji terlalaikan, ada ibu yang menangis saat rumahnya dieksekusi lintah darat, ada ibu yang menangis karena anaknya belum mendapatkan jodohnya, ada ibu yang menangis saat sawahnya diterpa lumpur Lapindo, ada ibu yang menangis karena dianiaya suaminya, ada ibu yang menangis saat ia harus menjual anak gadisnya….
Ibu, Menangislah….
Jika itu mampu membelah sesak dadamu, karena Tuhan YME, Allah SWT mendengarmu.
Ibu, Menangislah….
Jika itu membawa kebenaran dan cinta Tuhan....
21 April 1879 – 2009
Ibu, Menangislah…Ada seorang Ibu menangisi dan bunuh diri bersama anak-anaknya karena miskin. Banyak ibu konstentan penyanyi di acara TV yang menangis melihat anaknya di TV, ada ibu yang menangis karena anaknya kalah dalam Pilkada, ada ibu guru menangis karena ketidak-pastian statusnya, ada ibu yang menangis karena anaknya mati over dosis, ada ibu yang menangis karena orang yang dicintainya dijerat KPK, ada ibu prajurit yang menangis karena rumah dan keluarga musnah karena bencana, ada ibu yang menangis karena hingga saat ini hidup diremang malam..
Ibu, Menangislah…
Ada ibu yang menangis karena di KTP-nya masih ter-stempel organisasi terlarang. Ada ibu yang menangis saat suami dan ayahnya berpoligami. Ada ibu yang menangis saat orang yang dicintainya gugur demi mempertahankan kebenaran, ada ibu yang menangis saat haknya mendapatkan gaji terlalaikan, ada ibu yang menangis saat rumahnya dieksekusi lintah darat, ada ibu yang menangis karena anaknya belum mendapatkan jodohnya, ada ibu yang menangis saat sawahnya diterpa lumpur Lapindo, ada ibu yang menangis karena dianiaya suaminya, ada ibu yang menangis saat ia harus menjual anak gadisnya….
Ibu, Menangislah….
Jika itu mampu membelah sesak dadamu, karena Tuhan YME, Allah SWT mendengarmu.
Ibu, Menangislah….
Jika itu membawa kebenaran dan cinta Tuhan....
------ Salam kami untuk wanita-wanita Indonesia, yang hidupnya prihatin jauh dari kemewahan dan kemunafikan itu. Smoga Allah SWT, Tuhan YME, selalu mengangkat derajatmu lebih tinggi dan mulia, karena selalu ada terang setelah kegelapan...amin (@rief)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar